Senin, 21 Maret 2016

Makalah Pemasangan Infus

Edit Posted by with 1 comment


PEMASANGAN INFUS

Paper ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah KDDK



Oleh :
Ayu Martha Puri                     22020115120043
Fastika Furi Aprina                 22020115120058
Grahya Febriella M. N. P.       22020115120039





Program Studi Ilmu Keperawatan
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
2016




A.    Pengertian dan Tujuam
Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan cara memasukkan cairan melalui intra vena (pembuluh balik) yaitu melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan. Dan yang di maksud dengan pemberian cairan intravena adalah memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set. (Potter & Perry, 2005) (Gambar 1)
Pemasangan infus biasanya diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu. Tujuan dari pemasangan infus yaitu, mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipenuhi  melalui oral, memperbaiki keseimbangan asam basa, memperbaiki volume komponen-komponen darah,  memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh, memonitor tekan Vena Central (CVP), memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan diistirahatkan. (Darwis, Aprisal, 2014)

B.     Indikasi
Istilah pemasangan infus lebih tepat jika menggunakan istilah Kanulasi intravena perifer atau kateterisasi intravena perifer atau dengan istilah venipuncture. Hal ini disebabkan ada beberapa kegunaan lain dari sekedar memasukan cairan infus, yaitu termasuk: (Darwis, Aprisal, 2014)
1.      Pemberian obat intravena pada keadaan emergency yang memungkinkan respon yang cepat  terhadap pemberian obat.
2.      Hidrasi intravena.
3.      Transfusi darah atau komponen darah. (Gambar 2)
4.      Situasi lain di mana akses langsung ke aliran darah diperlukan. Misalnya Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur, misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya dengan risiko dehidrasi dan syok, sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba) sehingga tidak dapat dipasang jalur infus. (Darwis, Aprisal, 2014)


C.    Kontraindikasi
Kontraindikasi relatif pada pemasangan kanulasi intravena perifer di lokasi tubuh tertentu, termasuk: (Darwis, Aprisal, 2014)
1.      Infeksi kulit sekitar.
2.      Flebitis vena/ peradangan vena.
3.      Sklerosis vena/ penyempitan pembuluh vena.
4.      Infiltrasi/ bocornya intravena sebelumnya.
5.      Luka bakar di sekitar lokasi venipuncture.
6.      Cedera traumatis proksimal dari lokasi pemasangan.
7.      Fistula arteriovenosa di ekstremitas.
8.      Prosedur bedah yang mempengaruhi ekstremitas.
Ada situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pemasangan kanulasi intravena perifer. Misalnya pada dehidrasi ekstrim atau syok dimana vena perifer telah kolaps. Pada keadaan dimana pemasangan kanulasi memakan waktu lama atau tidak mungkin dilakukan, perlu dilakukan pemasangan kanulasi vena sentral atau intraoseous atau melalui insisi vena besar. (Darwis, Aprisal, 2014) (Gambar 3)

D.    Persiapan Alat (Muchtar, Amrizal, 2015)
1.      Sarung tangan 1 pasang
2.      Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3.      Cairan parenteral sesuai program
4.      Jarum intra vena (ukuran sesuai)
5.       Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6.      Desinfektan
7.      Torniquet/manset
8.      Perlak dan pengalas
9.      Bengkok 1 buah
10.  Plester / hypafix
11.  Kassa steril
12.  Penunjuk waktu
13.  Standard infus



E.     Jenis Cairan Infus
Berdasarkan osmolalitasnya, menurut Perry dan Potter, (2005)
cairan intravena (infus) dibagi menjadi 3, yaitu :
1.      Cairan bersifat isotonis : osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
2.      Cairan bersifat hipotonis : osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas 16 tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
3.      Cairan bersifat hipertonis : osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate.
F. Macam-Macam Ukuran Jarum Intravena ( Infus )
Macam-macam Ukuran Abocath Menurut Potter (1999) ukuran jarum infuse yang biasa digunakan adalah :
1.      Ukuran 16G warna abu-abu untuk dewasa, bedah mayor, trauma. Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan. Pertimbangan perawat : Sakit pada insersi, butuh vena besar
2.      Ukuran 18G Warna hijau untuk anak dan dewasa, untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya. Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, butuh vena besar
3.      Ukuran 20G Warna merah muda untuk anak dan dewasa. Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah, dan infus kental lainnya. Pertimbangan Perawat : Umum dipakai
4.      Ukuran 22G Warna biru untuk bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut). Cocok untuk sebagian besar cairan infus. Pertimbangan Perawat : Lebih mudah untuk insersi ke  vena yang kecil, tipis dan rapuh, Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat, Sulit insersi melalui kulit yang keras
5.      Ukuran 24G Warna kuning, 26 Warna putih untuk nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut). Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi kecepatan tetesan lebih lambat. Pertimbangan Perawat : Untuk vena yang sangat kecil, Sulit insersi
G.    Gambar Jarum Intravena
     Description: http://g01.s.alicdn.com/kf/HTB103EBHpXXXXbPaXXXq6xXFXXXN/202433149/HTB103EBHpXXXXbPaXXXq6xXFXXXN.jpg
H.    Gambar Jarum Intravena
I.       Jenis dan Kegunaan Selang Infus
1. Ukuran Macrodrip yang setiap 1ml nya terdiri dari 15 tetes dan biasanya digunakan untuk pasien dewasa.
2. Ukuran Microdrip yang setiap 1ml nya terdiri dari 60 tetes dan biasanya digunakan untuk pasien yang masih anak-anak.

J.      Cara Menghitung Tetesan Infus
(Kebutuhan cairan x faktor tetes) = Jumlah tetesan/menit
        Jumlah jam x 60 menit
1.      Faktor tetes ( Otsuka )
1 cc = 15 tetes
2.      Faktor tetes ( Terumo )
1 cc = 20 tetes
Contoh :
 (Kebutuhan cairan x faktor tetes) = Jumlah tetesan/menit
        (Jumlah jam x 60 menit)
Infus set Otsuka ( 2500 x 15 ) = 37.500 = 26 tetes/menit
                              24 x  60        1.440
Infus set Terumo ( 2500 x 20 ) = 50.000 = 35 tetes/menit
                                 24 x 60          1.440

Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari dengan modal kita tahu jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya waktu maka rumusnya adalah  1 cc = 20 tts/mnt
Tetes/menit : ( Jumlah cairan x 20) / (Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis maka rumusnya adalah sebagai berikut :
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20) / (Jumlah tetesan dlm menit x 60)
Misal : Seorang pasien harus mencatat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4 jam maka  jumlah tetesan yang harus kita berikan adalah (500 x 20 ) / ( 4 x 60 ) = 10000/ 240 = 41,6 = 22 tetes/menit begitupun untuk rumus lama infuse tinggal dibalik saja.
Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih kecil dari macro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya digunakan untuk bayi, anak dan pasien jantung dan ginjal rumus untuk menghitung jumlah tetesannya adalah sebagai  berikut :


Jumlah tetes/menit : (Jumlah cairan x 60 ) / (Lama Infus x 60)
Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah sebagai berikut :
 Lama waktu : ( Jumlah Cairan x 60) / (Jumlah tetesan dalam menit x 60 )
Contoh Kasus :
Dokter meresepkan kebutuhan cairan Nacl 0,9% kepada Tn N 1000 ml/12 jam, faktor drips (tetes) 15 tetes/1 ml berapa tetes per menit cairan tersebut diberikan?
Strategi menjawab kasus:
2.      Ketahui jumlah cairan yang akan diberikan
3.      Konversi jam ke menit (1 jam = 60 menit)
4.      Masukkan kedalam rumus (Jumlah cairan yang dibutuhkan dikali dengan faktor drips, lalu dibagi dengan lamanya pemberian). Jadi jawabannya adalah (1000 x 15) / (12 x 60) = 15000 / 720 = 20,86 dibulatkan jadi 21 cairan tersebut harus diberikan 21 tetes/menit
Terkadang kita agak kesulitan dalam menghitung tetesan infus yang akan kita berikan kepada seorang pasien, berikut tips-tipsnya :
Rumus : 1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Contoh Soal :
1.      Infus 500 cc diberikan kepada seorang pasien 20 tetes makro/menit habis dalam berapa jam? jika dalam micro?
Jawab :
1 cc = 20 tetes makro berarti pasien diberikan 1 cc/ menit infus yang tersedia 500 cc akan habis dalam 500 dibagi 60 menit = 8,333 jam kalo dalam micro tinggal di kali 3 saja jadinya = 24,99 jam
2.      Berapa tetes macro per menit tetesan 500 cc RL infus  harus diberikan agar habis dalam 4 jam?
Jawab :
500 cc dibagi 4 jam = 125 cc,  ini jumlah cc RL yang harus diberikan per  jamnya 125 cc dibagi 60 = 2,083 cc / menit,  ini jumlah cc yang harus diberikan per menitnya.
1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro jadi 2,083 cc = (2,083 x 20) 41,66tetes makro = (2,083 x 60) 124,98 tetes mikro



J.      Prosedur (Muchtar, Amrizal, 2015)
1.      Tahap PraInteraksi
a.       Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada agar mengetahui kebenaran data.
b.      Mencuci tangan terlebih dahulu supaya dalam pemasangan infus tetap steril.
c.       Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dan agar lebih efektif dalam pemasangan infus.
2.      Tahap Orientasi
a.      Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik terhadap pasien agar pasien merasa dirinya dihargai.
b.      Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien agar mengetahui tindakan yang akan dilakukan perawat.
c.       Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan supaya kita mengetahui bahwa pasien telah siap untuk dilakukan pemasangan infus dan supaya memperlancar dalam pemasangan infus.
3.      Tahap Kerja
a.       Melakukan desinfeksi tutup botol cairan untuk mencegah kontaminasi pada objek yang steril
b.      Menutup saluran infus (klem) untuk mencegah penetesan cairan pada klien,perawat, tempat tidur atau lantai
c.       Menusukkan saluran infus dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dan komplikasi dalam pemasangan infus
d.      Menggantung botol cairan pada standard infuse
e.       Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
f.       Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang supaya jalannya cairan infus lancar dan udara tidak dapat menimbulkan emboli
g.      Mengatur posisi pasien dan pilih vena
h.      Memasang perlak dan alasnya supaya cairan tidak mengotori tempat tidur dan supaya terjaga kebersihan
i.        Membebaskan daerah yang akan di insersi
j.        Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
k.      Memakai hand schoen supaya tangan kita tetap steril
l.        Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam keluar)
m.    Mempertahankan vena pada posisi stabil
n.      Memegang IV cateter dengan sudut 30°
o.      Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap ke atas
p.      Memastikan IV cateter masuk intra vena kemudian menarik Mandrin + 0,5 cm
q.      Memasukkan IV cateter secara perlahan
r.        Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse karena penghubungan cepat perangkat infuse mempertahankan perangkat vena, kesterilan
s.       Melepaskan toniquet agar memungkinkan aliran vena dan mengurangi aliran balik darah
t.        Mengalirkan cairan infuse supaya cairan bekerja didalam tubuh
u.      Melakukan fiksasi IV cateter agar mencegah pelepasan kateter dari vena secara tidak sengaja. Mencegah gerakan kedepan dan kebelakang yang dapat mengititasi vena dan menyebabkan bakteri kulit masuk ke dalam vena
v.      Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa supaya mengurangi bakteri pada kulit dan menurukan resiko infeksi local dan sistemi
w.    Mengatur kecepatan aliran sampai tetesan tepat per menit untuk mempertahankan kecepatan aliran IV yang tepat
4.      Tahap Terminasi
a.       Melakukan evaluasi tindakan untuk memastikan keberhasilan atau tidaknya pemasangan infus
b.      Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya supaya klien mengetahui kejelasan asuhan keperawatan
c.       Berpamitan dengan klien agar klien mengetahui tindakan telah selesai di lakukan
d.      Membereskan alat-alat supaya terjaganya kebersihan
e.       Mencuci tangan supaya tangan tetap steril
f.       Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan untuk data yang mungkin akan digunakan lembar terapi khusus


K.    Instrumen Penilaian Tindakan
Aspek yang Dinilai
Dilakukan
Ket.
Tgl.
Tgl.
Tgl.
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Tdk
a.    Persiapan Alat:
1.    Sarung tangan bersih
2.    Kapas alkohol
3.    Tpurniquet
4.    Pengalas
5.    Plester
6.    Aboceth
7.    Infus set
8.    Betadin
9.    Botol infus (cairan infus)
10.     Bak spuit
11.     Gunting plester







b.   Persiapan lingkungan
Jaga privasi pasien







c.    Persiapan pasien:
1.      Jelaskan tujuan dan prosedur
2.      Minta persetujuan pasien/ wali
3.      Atur posisi pasien







d.   Prosedur (langkah-langkah):
1.      Cuci tangan
2.      Pasang sarung bersih
3.      Cek cairan yang akan digunakan
4.      Buka set infus
5.      Stel klem
6.      Buka segel botol cairan
7.      Tusukkan ujung setinfus ke botol cairan
8.      Isi cairan ruang udara
9.      Buka klem dan alirkan cairan
10.  Cek adanya udara di sepanjang selang infus
11.  Pasang/stel kembali klem
12.  Tutup ujung selang dengan penutupnya
13.  Pasang pengalas
14.  Pasang tourniquet
15.  Minta pasien mengatur posisi
16.  Bersihkan area yang akan ditusuk
17.  Tarik kulit ke arah distal
18.  Masukkan jarum aboceth secara hati-hati
19.  Jika terlihat darah pada kateter abceth berarti posisi tepat
20.  Tarik jarum aboceth
21.  Masukkan kateter aboceth agak ke dalam
22.  Lepaskan tourniquet
23.  Stel klem “on”
24.  Fiksasi
25.  Berikan desinfektan di area penusukan
26.  Pasang kasa di atas area penusukan
27.  Fiksasi juga selang infus
28.  Atur tetesan
29.  Tulis tanggal dan waktu
30.  Rapikan alat dan pasien
31.  Lepaskan sarung tangan
32.  Mengkonfirmasi tindakan telah dilakukan kepada pasien
33.  Dokumentasi tindakan







e.    Sikap:
1.      Melakukan tindakan secara sistematis
2.      Komunikatif dengan pasien
3.      Percaya diri







Keterangan:
Ya     : 1 (dilakukan dengan benar)
Tdk   : 0 (tidak dilakukan/dilakukan kurang benar)
Kriteria penilaian:
Baik sekali    = 100
Baik              = 81-99
Kurang          = kurang dari 80


Daftar Pustaka
Darwis, Aprizal. (2014). Prosedur pemasangan infus. Diakses pada tanggal 15 Februari 2016 dari: http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Muchtar, Amrizal. (2015). Pemasangan infus. Diakses pada 16 Februari 2016 dari : https://www.academia.edu/6658158/1_PEMASANGAN_INFUS
Potter&Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
https://www.academia.edu/8970636/Rumus_Tetesan_Cairan_infus



1 komentar:

  1. JAMCO Casino and Hotel - Tunica MS | JM Hub
    Join the 공주 출장샵 excitement of Mardi 평택 출장샵 Gras, a vibrant entertainment and dining destination with a casino floor 전라북도 출장샵 that includes 포천 출장마사지 more than 2,500 slot machines, over 2,000 남원 출장마사지

    BalasHapus